Kiat Menjadi Guru Yang Dicintai Peserta Didik

Daftar Isi

Guru yang dicintai adalah guru yang keberadaannya selalu.menyenangkan bagi peserta didik. Persoalan senang dan tidak senang sesungguhnya adalah urusan hati. Jika hati sudah mulai senang, maka akan menjadi kunci pembelajaran lebih efektif
Untuk itu dalam proses pembelajaran perlu sentuhan hati. Bukan hanya apa yang dimaui oleh guru, tetapi guru tahu apa yang dibutuhkan oleh peserta didik.
Perasaan senang bisa menghilangkan sekat antara guru dan peserta didik. Guru yang dicintai membuat jarum jam di dinding berjalan begitu cepat. Waktu berjalan tidak terasa dan pembelajaran asyik menyenangkan. Hal ini terjadi karena rasa
suka sudah singgah di dasar hati. Semua bisa dinikmati dalam suasana yang menyenangkan. Sesungguhnya yang membuat senang dan tidaknya peserta didik terhadap guru, tidak lepas dari sikap guru.
Banyak cara yang bisa dilakukan oleh guru agar dicinta oleh peserta didik. Semua kembali pada kemauan seorang guru yang mau berubah untuk berbenah, maka akan menjadi kunci bisa dicintai. Berikut ini ada cara yang bisa dilakukan oleh guru agar bisa dicintai oleh peserta didik.

A.   Memiliki Sifat Humoris (Sense af Humor)
Humor memiliki kekuatan untuk melepas rasa takut, sementara rasa takut merupakan belenggu bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. 80% kegagalan belajar disebabkan oleh rasa takut yang berujung pada stres, Hilang rasa takut berarti menyingkirkan belenggu yang ada di dalam belajar.

Jika seorang guru tampil dengan kondisi yang menyenangkan, maka akan melahirkan kecintaan dari peserta didik kepada guru, Proses awal pembelajaran sangat menentukan proses selanjutnya. Sikap awal merupakan proses membangun kepercayaan di dalam kelas.

Sikap untuk menarik pehatian sangat dibutuhkan bagi seorang guru pada saat mengawali pembelajaran. Hal yang sederhana bisa dilakukan. Misalnya, seorang guru setelah menyampaikan salam memberikan pertanyaan sederhana.

"Anak-anak, hari ini siapa yang bahagia?" Kemudian di hari yang lain, bisa dengan pertanyaan berbeda. "Anak-anak, siapa yang hari ini tidak bahagia?" Dengan pertanyaan itu seorang guru tahu kondisi yang ada pada anak didik.

Pertanyaan itu sebenarnya sederhana, tetapi mempunyai makna yang cukup strategis. Dengan mengetahui kondisi peserta didik, maka ada cara yang bisa membuat peserta didik bergairah untuk mengikuti proses pembelajaran. Guru juga bisa menggunakan cara-cara yang lain yang dapat menarik perhatian. Dengan demikian, anak didik merasa diperhatikan dan kondisi bisa dikendalikan.
Guru yang bisa menempatkan diri untuk memberikan semangat belajar dengan humor akan dicintai, Sesuatu yang menyenangkan menjadi daya tarik bagi siapa saja. Jika guru bisa memberikan lelucon yang menarik, pasti akan menjadi pehatian peserta didik. Namun yang perlu diperhatikan adalah lelucon yang bernilai edukasi.

B.    Memahami Modalitas Belajar Anak
Modalitas belajar adalah cara termudah bagi peseta didik untuk menyerap infomasi. Modalitas belajar terkait erat dengan indra yang menjadi modal di dalam menyerap informasi. Setiap peserta didik menggunakan indra sebagai kecenderungan untuk bisa mendapatan informasi dengan cepat. Itulah yang disebut dengan gaya belajar

Andi F. Noya dalam sebuah kesempatan menyampaikan pengalamannya bahwa anak gagal bukan karena tidak bisa, tetapi belum menemukan guru. Sesungguhnya guru itu memiliki peran yang sangat penting. Guru dituntut untuk mengetahui talenta anak. Jika anak sudah tahu talentanya, maka sukses tinggal menunggu waktu. Beliau melanjutkan, keberhasilannya menjadi seorang wartawan yang sukses karena gurunya di saat masih berada di bangku sekolah dasar

Setelah megenali gaya belajar serta mafaatrya, maka guru mengatur strategi pembelajaran sesuai dengan kondisi peserta didik. Berbagai pendekatan, model, metode, dan teknik bisa diterapkan untuk menpermudah peserta didik dalam menerima dan mengolah informasi.
Setiap peserta didik sebenarnya memiliki ketiga modalitas belajar. Namun, diantara ketiganya pasti ada salah satu modalitas yang menonjol, menjadi kecendengan dengan prosentasenya yang besar dan prosentase yang kecil.

"Meskipun cara belajar dan mengajar guru mencerminkan kecederungan modalitas, penelitian
menunjukkan bahwa semakin banyak modalitas yang dilibatkan secara bersamaan, belajar semakin hidup, berarti, dan menyenangkan." (Bobbi de Porter: 1999)

Demikianlah artikel tentang menjadi guru yang di cintai oleh peserta didik mudah mudahan bisa bermanfaat kepada kita semua

Asrul251
Asrul251 Menyukai Blog dan berbagi informasi yang bermanfaat melalui blog. Jika ada pertanyaan bisa menghubungi admin di WA atau bisa  Klik langsung disini

Posting Komentar