Dampak Anak Terlalu Sering Memainkan smartphone
Paparan smartpone dalam waktu lama akan merugikan jika penggunaannya tidak terkontrol. Inilah Dampak Smartpone pada Anak yang Perlu Ibu Ketahui!
Smartphone, tablet, komputer dan berbagai smartpone lainnya yang ada saat ini adalah alat yang paling sering digunakan oleh semua lapisan masyarakat setiap hari.
Smartphone merupakan alat penenang bagi para orang tua yang memiliki anak kecil agar tidak mengganggu orang tua yang sedang sibuk atau sebagai hiburan sehari-hari bagi si kecil sehingga kami rasa adalah hal yang paling wajib untuk membantu menenangkan si kecil.
Kesimpulannya, apakah penggunaan smartphone dan smartpone elektronik yang harus disalahkan? Jawaban singkatnya adalah "ya".
1. Apa sih dampak utama smartpone pada anak?
Pengungkapan dan praktik penggunaan smartpone dan teknologi lainnya ditandai n gan bisa berbahaya jika konsumsi berlebihan tidak dikendalikan .
Dampak smartpone pada anak adalah mereka akan menghadapi obesitas dan gangguan penglihatan akibat kurang gerak akibat terlalu fokus pada tampilan layar di tablet.
Penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan smartpone yang berlebihan dapat menyebabkan dampak negatif pada fisik dan mental anak seperti keterlambatan perkembangan bicara, gangguan komunikasi dan keterampilan sosial , kurangnya interaksi antara orang tua dan anak, kecemasan, depresi, paparan dini konten negatif, adiktif dan lain-lain.
Anak-anak menggunakan smartpone biasanya akan berkonsentrasi untuk konten yang mereka melihat dan biasanya tidak menekankan postur mereka dan menjaga jarak antara mata mereka dari layar.
Ini secara langsung akan berdampak negatif pada tubuh mereka serta penglihatan mereka.
2. Apa pengaruhnya terhadap mata/obesitas/malnutrisi anak?
Penggunaan smartpone yang tidak terkontrol dapat menimbulkan banyak dampak negatif, di antaranya adalah:
Dampak Smartphone dari segi Kesehatan mata
Sesuaikan kecerahan cahaya pada layar perangkat agar nyaman dilihat oleh anak-anak dan mengurangi ketegangan pada mata. Lapisan anti-reflektif pada kacamata atau pada layar dapat membantu mengurangi cahaya layar yang terlalu terang.
Warna biru dari layar dapat menyebabkan kerusakan pada retina mata dan hal ini dapat dikurangi dengan menerapkan lapisan filter warna biru pada layar.
Anak-anak juga disarankan untuk sering beristirahat di antara penggunaan smartpone: Mereka disarankan untuk mengikuti aturan "20-20-20": Setelah setiap 20 menit, istirahatkan mata Anda dari melihat layar dan lihat setidaknya 20 kaki ke depan untuk suatu periode setidaknya -Setidaknya 20 detik.
Ini untuk mengendurkan mata dan meregangkan otot-otot mata. Pada saat yang sama juga merupakan waktu terbaik untuk berdiri, berjalan dan melakukan latihan sederhana untuk melemaskan otot-otot yang kurang bergerak.
Dari segi kesehatan
Secara umum, dampak smartpone pada anak adalah jika anak kurang bergerak, pasti berat badan akan mulai bertambah karena pembakaran kalori yang kurang.
Hal ini dikarenakan anak-anak yang terlibat terlalu sibuk bermain smartpone sehingga kurang melakukan aktivitas di luar ruangan atau gerakan fisik lainnya. Obesitas ini pada gilirannya akan meningkatkan risiko anak terkena penyakit metabolik seperti diabetes dan tekanan darah tinggi.
Anak-anak lebih cenderung menjadi gemuk akibat kecanduan situs jejaring sosial dan permainan komputer. Hal ini dikarenakan anak tidak lagi suka bergerak atau berolahraga bahkan rela makan di depan komputer untuk memastikan fokus mereka pada layar tidak terganggu.
Parahnya lagi, karena keengganan bermain smartpone, anak-anak melalaikan waktu tidurnya untuk mendapatkan istirahat yang cukup.
Gerakan fisik memberikan banyak manfaat bagi anak seperti meningkatkan tingkat kebugaran serta membantu anak berinteraksi satu sama lain untuk membentuk hubungan sosial yang lebih baik.
Menciptakan Sikap Malas
Biasanya permainan komputer sangat mengasyikkan dan membutuhkan waktu lama untuk diselesaikan. Hal ini dapat menimbulkan sikap malas dan mengakibatkan anak menjadi lebih fokus pada permainan atau smartponenya.
Pengaruh smartpone pada anak-anak dapat dilihat dimana mereka menjadi sangat kecanduan sehingga banyak waktu yang seharusnya dihabiskan untuk meninjau pelajaran diabaikan begitu saja.
Kurangnya Aktivitas Luar Ruangan & Pemanjaan di Dunia Virtual
Berselancar internet secara berlebihan juga menyebabkan anak-anak suka duduk sendiri sepanjang waktu. Penggunaan situs web sosial mengurangi interaksi tatap muka.
Anak muda tidak lagi suka berbicara tatap muka dan menyebabkan mereka tidak peka terhadap perasaan, tidak menyadari reaksi teman dan orang lain.
Remaja yang kecanduan game online atau smartpone akan banyak menghabiskan waktunya di dunia maya dan membuat mereka terobsesi dengan komputer. Remaja akan lebih sedikit melakukan aktivitas di luar ruangan dan fisik. Kondisi ini akan mengekspos remaja pada masalah psikologis serta masalah kesehatan mental.
Game Komputer yang Adiktif
Kecanduan ini tentu berdampak negatif. Remaja akan banyak menghabiskan waktunya di depan komputer bahkan bersosialisasi secara virtual dengan smartponenya masing-masing.
Waktu dan tempat tidak lagi menjadi masalah asal, hanya ada akses internet, sehingga kecanduan game atau bersosialisasi akan dilakukan untuk melepaskan kecanduan.
Seiring waktu ini akan menjadi rantai kehidupan dan kecanduan game online tidak bisa dihindari. Waktu yang berharga hanya dibiarkan berlalu demi kecanduan smartpone. Hal ini berdampak sangat buruk bagi remaja.
Malam hari dihabiskan untuk berselancar di internet dan ini akan memperburuk keadaan dan bahkan dapat menyebabkan remaja mengalami gangguan kesehatan.
3. Tips penanganan agar anak tidak kecanduan smartpone
Selalu aktif melakukan sesuatu. Misalnya kegiatan di luar ruangan, ajak anak bermain di luar bersama teman dan saudaranya. Mereka juga bisa menghirup udara segar dan berolahraga bersama, serta belajar berinteraksi dan berkomunikasi dengan anak lain.
Anak-anak juga didorong untuk mencoba hobi baru atau melakukan aktivitas di dalam ruangan bersama teman-teman lainnya.
Orang tua perlu mengontrol aktivitas anak sehari-hari, mengurangi kecanduan smartpone dan memantau kondisinya dari waktu ke waktu. Diantaranya adalah membatasi penggunaan smartpone selama 1-2 jam setiap hari dan tidak diperbolehkan menggunakan smartpone saat bersama anggota keluarga dan saat makan.
Orang tua tidak harus terus-menerus menggunakan smartpone sebagai pengganti pengasuh. Smartpone diberikan untuk menyibukkan anak sementara orang tua cenderung melakukan pekerjaan atau aktivitas lainnya.
Penggunaan smartpone yang berlebihan dan terus menerus akan berdampak negatif pada perkembangan emosi dan kepribadian anak jika tidak dikendalikan. Hal ini juga akan menyebabkan anak berada dalam kelompok dunianya sendiri (autisme virtual) sehingga menjadi antisosial.
Penggunaan smartpone memang diperlukan untuk tujuan akademis tetapi bukan sebagai pengganti interaksi kehidupan sosial manusia.
4. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara paparan smartpone berlebihan dengan anak-anak dan kelompok lain?
Perbedaan yang signifikan adalah dalam hal hubungan antara orang tua dan anak-anak, di antara teman sebaya dan juga dalam hal fokus belajar.
Bagi mereka yang terlalu banyak menghabiskan waktu dengan smartpone, dampak smartpone pada anak-anak adalah mereka lebih cenderung putus sekolah dalam hal belajar karena banyak waktu dihabiskan hanya untuk game dunia maya dan browsing video yang tidak berguna.
Hal ini juga menyebabkan tubuh mereka kurang bergerak dan salah satu dampaknya adalah membuat pikiran tidak fit. Dibandingkan dengan anak-anak yang menggunakan lebih sedikit smartpone, mereka menghabiskan lebih banyak waktu berkualitas dan mendapatkan lebih sedikit masalah mata dan berat badan.
Penggunaan internet dan ketergantungan pada smartpone yang tidak terkontrol dapat menghasilkan lebih banyak kerugian daripada keuntungan. Disadari atau tidak, permainan komputer ini dapat memiliki berbagai dampak pada individu terlepas dari dampak negatif atau positifnya.
5. Haruskah anak-anak terpapar smartpone meski dalam jumlah sedang?
Tidak semua dampak smartpone itu negatif. Di era modern ini, tidak praktis untuk menghentikan diri kita atau anak-anak kita dari penggunaan smartpone. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mencoba mengurangi dampak perangkat ini pada anak-anak kita.
Jika terpapar terlalu dini dan dalam jangka waktu yang lama terhadap smartpone, maka akan mempengaruhi perkembangan anak secara keseluruhan.
Disarankan agar anak di bawah usia 2 tahun tidak terpapar penggunaan smartpone sama sekali. Anak-anak antara usia 2-5 tahun dapat diizinkan menggunakan smartpone untuk jangka waktu terkontrol 1-2 jam per hari.
Sangat penting bagi orang tua dan wali untuk menciptakan gaya hidup sehat seimbang bagi anak-anaknya terutama sejak usia dini. Hal ini sangat penting agar orang tua dapat melatih anak yang dapat berdiri sendiri nantinya.
Penggunaan smartpone yang berlebihan dapat merugikan. Penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan smartpone yang berkepanjangan dapat menyebabkan dampak fisik dan mental yang negatif.
Contohnya adalah keterlambatan bicara, kurangnya aktivitas sosial dan tidak adanya keterampilan berkomunikasi, kurangnya interaksi antara orang tua dan anak, kecemasan, depresi, paparan dini terhadap konten negatif, kecanduan dan lain-lain.
Posting Komentar
Komentar