Tantangan Belajar Online dan Cara Mengatasinya

Pembelajaran online mulai digunakan sejalan dengan perkembangan internet. Istilah pembelajaran online sering dikaitkan dengan istilah-istilah seperti e-learning ( e-learning ), pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan sebagainya. 

Tantangan Belajar Online dan Cara Mengatasinya

Pembelajaran online mirip dengan pembelajaran normal yang melibatkan komunikasi antara guru dan siswa tetapi yang membedakannya adalah mereka tidak bertatap muka tetapi bertemu melalui ruang virtual. Selain itu, penilaian dan pemantauan oleh staf pengajar juga dilakukan seperti pembelajaran biasa.

Menyusul merebaknya Covid-19 saat ini, pembelajaran online kini semakin meluas dan sebagian besar (dari Perguruan Tinggi hingga Lembaga Pelatihan Keterampilan) hingga akhir tahun 2020. Namun, ada beberapa tantangan dalam menerapkan pembelajaran online ini.

Tantangan belajar online - siswa

1. Akses fasilitas internet

Program perangkat lunak dan koneksi ke internet adalah aspek terpenting dari kelas online ini. Siswa perlu membeli perangkat lunak terbaru untuk mengakses program online mereka, atau membayar ekstra untuk meningkatkan ke internet berkecepatan tinggi. Hal ini dapat mempersulit siswa yang kurang mampu belajar secara efektif karena kurangnya fasilitas akses internet dibandingkan dengan mereka yang mampu membeli semua perangkat lunak dan internet berkecepatan tinggi.

2. Tidak ada fasilitas komputer/ponsel

Bagi siswa yang kurang mampu, yang tidak memiliki fasilitas gadget ini pasti akan menyulitkan mereka untuk mengikuti semua pembelajaran online yang dilakukan oleh pengajar dan pada gilirannya akan menyebabkan mereka tertinggal dari teman-temannya yang lain.

3.  Suasana pembelajaran yang tidak kondusif untuk belajar. 

Bagi siswa yang kurang mampu pasti menghadapi masalah ini saat mengerjakan PR dari rumah. Masalah-masalah ini termasuk lingkungan yang bising, ruang sempit dan tidak ada meja dan kursi yang sesuai.

Rekomendasi untuk 1-3: Semua mahasiswa harus diberikan pilihan untuk kembali ke kampus, bukan hanya 5 kategori mahasiswa yang diperbolehkan (termasuk mahasiswa tingkat akhir atau mahasiswa riset) .

Atau Kementerian Pendidikan dan Kementerian Sumber Daya Manusia membantu dalam hal hibah/subsidi untuk komputer/gadget yang dibutuhkan untuk pembelajaran yang efektif (metode ini sangat tidak praktis karena menghabiskan banyak pengeluaran pemerintah)

4. Efektivitas Belajar          

Pembelajaran online juga tidak mendisiplinkan siswa dan menjadi malas karena pembelajaran sesuai dengan kesesuaian waktunya. Selanjutnya tenaga pengajar tidak akan mengetahui kemampuan siswanya karena tidak bertatap muka dan berdiskusi secara individu. 

Komunikasi juga tidak efektif selama presentasi online karena mungkin kecepatan internetnya tidak terlalu memuaskan.

Rekomendasi: Pengajar harus tegas dalam mengatur waktu pembelajaran online, terutama untuk mata pelajaran tertentu yang membutuhkan interaksi instruktur/siswa atau siswa/siswa.

Presentasi juga dapat direkam melalui video sebelumnya dan dikirim ke instruktur karena lebih efektif.

5.  Penggunan Internet kurang tepat sasaran

Karena pembelajaran virtual berbasis pada penggunaan internet, maka siswa akan dihadapkan pada berbagai informasi benar dan salah, baik dan buruk yang disampaikan melalui internet. Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak sekali informasi yang baik dan positif yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam meningkatkan pengetahuan dan pengetahuannya. 

Padahal ada banyak hal yang bisa diabaikan dan menyenangkan terutama bagi kaum muda. Diantaranya adalah permainan berbagai bentuk dan dapat diunduh secara gratis, serta obrolan online yang membahas hal-hal yang tidak menguntungkan seperti gosip., hiburan dan sebagainya. Jika siswa terlalu disibukkan dengan internet atau kecanduan internet, maka akan berdampak buruk pada hubungan sosial di masyarakat.

Cara Mengatasi Kecanduan Internet 

Saran: 1. Buat daftar hal-hal yang ingin Anda lakukan tetapi tidak dapat dilakukan karena waktu tidak cukup karena kecanduan internet.

2. Siapkan jadwal belajar dan waktu hiburan (terlepas dari media sosial atau game ) dan disiplinkan diri Anda untuk mengikutinya.

3. Gunakan stopper eksternal seperti jam alarm atau aplikasi @app tertentu yang akan menutup akses internet Anda pada waktu yang telah ditentukan.

4. Jauhi situs web, media sosial, aplikasi @ aplikasi atau game tertentu yang Anda tahu telah menjadi kebiasaan Anda.

5. Gunakan kartu pengingat atau catatan tempel dan letakkan di dekat/di depan saluran komputer/ponsel Anda.

Pesan seperti: Saya tidak bisa bermain sepak bola (olahraga yang Anda sukai) jika saya bermain game online PUBG lebih dari xx jam.

6. Olahraga dapat membuat Anda sehat, meningkatkan mood Anda, meningkatkan kepercayaan diri, tidur lebih nyenyak dll. Dengan banyaknya kelebihan tersebut, tentunya Anda tidak mau ketinggalan untuk berolahraga bukan? Hal ini dapat mengurangi kecanduan internet Anda.

Tantangan pengajaran online - Guru

1. Keahlian guru menggunakan peralatan teknologi dan inovatif.

Di dunia modern ini, perkembangan teknologi memang berkembang pesat. Oleh karena itu, pengajar perlu menguasai metode terbaik untuk penggunaan teknologi agar sesi belajar mengajar dapat menjangkau siswa secara efektif. Namun, itu juga tergantung pada infrastruktur Lembaga Pendidikan/Keterampilan yang terlibat.

2. Akses fasilitas internet

Program perangkat lunak dan koneksi ke internet adalah aspek terpenting dari kelas online ini. Instruktur perlu membeli perangkat lunak terbaru untuk mengakses program online mereka, atau membayar ekstra untuk meningkatkan ke internet berkecepatan tinggi. Kemungkinan terjadi gangguan pada jalur internet saat pembelajaran sedang berlangsung sehingga mengganggu proses penyampaian informasi kepada siswa.

3. Lingkungan belajar yang tidak kondusif untuk mengajar . 

Seperti diketahui, para pengajar pasti menghadapi masalah ini saat mengerjakan tugas dari rumah. Masalah-masalah ini termasuk lingkungan yang bising, ruang sempit dan tidak ada meja dan kursi yang sesuai.

Tantangan ini bisa dikatakan hilang karena sebagian besar pengajar kini dapat kembali ke institusi masing-masing yang seharusnya memiliki lingkungan yang kondusif.

4. Guru harus menjaga anak di rumah

Bagi guru yang memiliki keluarga, terutama yang memiliki anak kecil, pasti ada sedikit kesulitan ketika harus mengasuh anak saat mengajar. Mereka perlu membuat jadwal manajemen yang tepat agar sesi pengajaran berjalan lancar tanpa gangguan.

Tantangan ini rata-rata sudah teratasi sejak 1 Juli 2020, hanya saja masih ada yang khawatir menyekolahkan anaknya ke PAUD & TK dan orang tua harus bergantian mengasuh anak di rumah.

5. Efektivitas penyampaian dan pengajaran

Pembelajaran dan pengajaran online juga tidak mendisiplinkan siswa dan malas karena belajar sesuai dengan kesesuaian waktunya. Selanjutnya tenaga pengajar tidak akan mengetahui kemampuan siswanya karena tidak bertatap muka dan berdiskusi secara individu. Selain itu, pengajaran program keahlian lewat TV terbatas karena hanya 30% bersifat teori sedangkan sisanya memerlukan demo , mengoreksi teknik siswa dalam menangani peralatan atau mata pelajaran tertentu (misalnya urutan).

Next Post Previous Post