Tiga Ciri Khas Guru yang Diterima Peserta Didik
Daftar Isi
Salah satu ciri dari seorang guru yang profesional dan berkarakter adalah guru yang diterimah peserta didik. Guru yang diterima adalah guru yang kehadirannya dapat
diterima dengan baik oleh anak didik. Menjadi guru diterima merupakan langkah
pertama. Meskipun ini tahapan paling awal, tahap
ini penting untuk memasuki tahap selanjutnya. Untuk sebab itu, kehadiran
seorang guru, diusahakan diterima oleh anak didik dengan perasan yang senang.
Ada beberapa hal yang bisa dijadikan
sebab seorang guru bisa diterima oleh anak didik. Sebab-sebab inilah yang perlu
terus dijaga dan diperhatikan sebagai berikut :
1.
Anak Didik Merasa Aman Dalam Kelas
Kata aman identik dengan penyabar yang jauh dari sikap keras dan mau
menang sendiri. Guru yang penyabar digambarkan dengan raut muka yang murah
senyum dan tidak mudah emosi. Selain itu, selalu menebarkan aura positif dari
sikap maupun ucapan.
Guru yang sabar menjamin keamanan oagt peserta didik. Guru yang sabar
tidak suka dengan kekerasan, baik kekerasan fisik maupun psikis. Kekerasan
fisik terKait dengan suka memukul, Sedangkan kekerasan psikis, lebih mengarah melukai jiwa anak.
2.
Mau Menghargai Peserta Didiknya
Setiap orang akan merasa senang dihargai, begitu juga peserta didik akan
menerima guru yarng betul-betul mau menghargai. Seseorang bisa dikatakan
menghargai orang lain apabila sudah bisa menghargai dirinya sendiri. Guru
mengharga anak didik dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk.
a.
Saat Masuk
kelas dengan wajah berseri
Wajah beseri-seri menunjukkan sikap optimis seorang guru. Yakin bahwa
menjadi guru merupakan tugas mulia dan guru tersebut mampu melakukan tugas
mulia tersebut dengan baik. Wajah berseri-seri juga memberikan gambaran bahwa
akan bertemu dengan peserta didik yang hebat sehingga tidak tampak beban berat
pada raut mukanya.
b.
Saat Masuk
kelas sangat memperhatikan penamilan
Guru yang berpenampilan rapi
menggambarkan identitas diri yang selalu menghargai. Ada pepatah bijak dalam
bahasa Jawa, Ajining rogo soko busono artinya, penampilan seseorang dapat
dihargai karena penampilan yang rapi. Sebelum masuk kelas selalu memperhatikan
penampilan. Rambut disisir rapi dan busana yang dipakai juga sudah disiapkan
dengan baik
3.
Memberikan
Apersepsi yang Menyenangkan
Awal proses pembelajaran sangat menentukan bagi Seorang guru dan peserta didik. Ada dua
model cara guru dalam mengawali proses pembelajaran. Pertama, guru yang
langsung mengajarkan materi. Biasanya
guru tersebut mempunyai ciri masuk
kelas, memberi salam, kemudian memberikan instruksi.
Cara ini membuat kelas terasa sepi karena langsung mengerjakan tugas.
Kedua, guru yang memulai dengan menyampaikan pengalaman menarik terlebih dahulu. Tentunya cerita pengalaman itu dihubungkan dengan materi
yang akan diajarkan. Bahkan dalam
cerita itu, guru sudah membawa media
yang disiapkan untuk masuk ke pelajaran.
Tidak hanya itu, guru mengajak peserta didik untuk aktif dengan cara berdiri, berkelompok, mengamati, menyebutkan, dl.
Kelas menjadi ramai/aktif dan siswa
memiliki semangat untuk belajar. Model kedua inilah yang membuat
guru bisa diterima oleh peserta didik.
Sementara untuk yang pertama membuat peserta didik kurang bergairah.
Dalam proses pembelajaran dibutuhkan apersepsi, yaitu menyatukan dan mengasimilasi suatu
pengalaman dengan pengalaman yang
telah dimiliki oleh peserta didik. Apersepsi dapat membangkitkan minat dan perhatian untuk sesuatu.
Untuk itulah pelajaran dapat diawali dari pengalaman yang sudah dimiliki oleh peserta didik. Pada
contoh guru yang pertama tidak
menggunakan apersepsi. Adapun guru yang kedua
menggunakan apersepsi untuk peserta didik. Ada yang beranggapan bahwa apersepsi ini membuang waktu. Padahal sebenarnya tidak. Justru apersepsi akan
membangun minat yang besar bagi anak
untuk belajar.
Penerimaan siswa kepada guru di expresikan dengan berbagai bentuk. Kadang
peserta didik segera duduk manis karena guru telah datang. duduk manis ini di
ekspresikan agar guru segera memberikan pelajaran. Kadang dengan memberikan
senyuman kepada guru. senyuman ini tidak lepas dari karena guru terlebih dahulu
memberikan senyuman kepada siswa.
Ada
juga peserta didik yang datang kekantor untuk menjemput guru dan membawakan
media disiapkan oleh guru. Senyum menjadi
komunikasi nonverbal yang sangat
efektif. Jika guru membiasakan tersenyum kepada
peseta didik, maka peserta didik akan melakukan
hal yang sama, tersenyum kepada guru.
Senyum tidak akan mengurangi kewibawaan seorang
guru. Justru senyum akan memiliki daya magnetis
yang luar biasa bagi seorang guru kepada peserta
didik. Memang senyum terlihat sepele, tetapi memiliki kekuatan yang dahsyat.
Demikianlah artikel kami tentang Tiga Ciri Khas Guru yang Diterima Peserta Didik mudah mudahan bisa bermanfaat kepada para pembaca.
Posting Komentar
Komentar